A.     Teori
dan arti penting kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
Teori-teori
Kepemimpinan :
Teori
kepemimpinan dalam organisasi telah berevolusi dari waktu ke waktu ke dalam
berbagai jenis dan merupakan dasar terbentuknya suatu kepemimpinan. Dalam teori kepemimpinan, ada beberapa
macam teori di antaranya :
1.      
Great Man Theory
Teori  ini 
mengatakan  bahwa  pemimpin 
besar  (great  leader) 
dilahirkan,  bukan  dibuat 
(leader  are born,  not 
made).
2.      
Teori  Sifat
Teori  sifat 
kepemimpinan  membedakan pada  pemimpin dari 
mereka  yang bukan pemimpin dengan
cara  berfokus  pada 
berbagai  sifat  dan 
karakteristik  pribadi  masing-masing.
3.      
Teori
Perilaku
Teori  perilaku 
disebut  juga  dengan 
teori  sosial  dan 
merupakan  sanggahan  terhadap 
teori  great  man. Pemimpin 
itu  harus  disiapkan, 
dididik  dan  dibentuk 
tidak  dilahirkan  begitu 
saja  (leaders  are 
made,  not born).  Setiap 
orang  bisa  menjadi 
pemimpin,  melalui  usaha 
penyiapan  dan  pendidikan 
serta  dorongan oleh  kemauan 
sendiri.
4.      
Teori  Kepemimpinan 
Situasional
Teori  kepemimpinan 
situasional  adalah  suatu 
pendekatan  terhadap  kepemimpinan 
yang menganjurkan  pemimpin  untuk 
memahami  perilaku  bawahan, 
dan  situasi  sebelum 
menggunakan perilaku 
kepemimpinan  tertentu.  Pendekatan 
ini  menghendaki  pemimpin 
untuk  memiliki  kemampuan diagnosa  dalam 
hubungan  antara  manusia 
(Monica,  1998).
     B.      Tipologi
Kepemimpinan
1)     
Tipe
Otokratis
Seorang pemimpin yang
otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2)     
Tipe
Militeristis
Dalam menggerakan bawahan
sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan
senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang
berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar
menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
3)     
Tipe
Paternalistis
menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective),
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan,
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif,
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4)     
Tipe
Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli
belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki
karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik
yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan
tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering
hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supra natural powers).
5)     
Tipe
Demokratis
Pengetahuan tentang
kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang
paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan
ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang
menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan
yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang
sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha
untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
     C.      Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan
1.      
Faktor
Kemampuan Personal
Kemampuan
personal adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia
sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir
dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan
perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
2.      
Faktor
Situasi dan Kondisi
Pengertian
situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi
tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang
karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota
organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
3.      
Faktor
Jabatan
Pengertian jabatan adalah
struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih
dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang
mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan
yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi
tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.
      D.     Implikasi
manajerial kepemimpinan dalam organisasi
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan
menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan),
harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus
diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti
ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial,
konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehingga dalam organisasi terkonsep
rapi, bersinergis, dan efektif.
Sumber :
No comments:
Post a Comment