Thursday 8 December 2016

Teknologi Sistem Cerdas Dalam Kehidupan Sehari-hari

Fingerprint (Sidik Jari)
Fingerprint/sidik jari adalah salah satu mesin absensi  jenis biometrik yang menggunakan metode pendeteksian melalui sidik jari karyawan untuk mendata daftar kehadiran karyawan. Jenis fingerprint ini mulai dikenal dan digunakan sejak 1997.
Awal mulanya, penemu dan pencipta teknologi mesin absensi menyadari bahwa sidik jari merupakan salah satu bagian pada tubuh manusia yang unik dan berbeda  satu sama lain. Bahkan, kembar identik sekalipun memiliki jenis dan bentuk sidik jari yang berbeda. Hal inilah yang menjadi pemicu timbulnya gagasan mengintegrasikan mesin absensi fingerprint.
Selain digunakan sebagai absensi, fingerprint ini juga sudah di pakai pada smartphone sebagai salah satu pengamanan dari tindak kejahatan orang lain. Dengan adanya fingerprint ini, user/sebuah perusahaan akan merasa aman karena fingerprint ini hanya bisa digunakan dengan sidik jari yang berbeda. Karena setiap orang tidak memiliki sidik jari yang sama, maka ini menjadi sebuah keuntungan dengan tidak dapatnya memanipulasi sidik jari.
Input : input dari system fingerprint ini adalah sidik jari dari user yang akan didaftarkan pada system.
Proses : kemudian system akan menganalisa bentuk dari sidik jari user. Sidik jari setiap manusia berbeda-beda maka dari itu setiap sidik jari yang didaftarkan pada system memiliki memori dan databasenya tersendiri.
Output : output dari hasil pendaftaran sidik jari adalah tersimpannya sidik jari pada memori system dan apabila sidik jari telah teraftar maka output dari fingerprint adalah terbuka atau tidaknya sebuah system melaluli pencocokan sidik jari. Jika sidik jari cocok maka program/gadget/dll akan tebuka jika tidak maka tidak akan terbuka.
Kelebihan :
o   Pengelolaan lebih mudah
o   Terhindar dari kecurangan
o   Meningkatkan produktivitas karyawan

Kekurangan :
o   Sering terjadi kesalahan dalam proses identifikasi
o   Membutuhkan perawatan yang rutin
o   Kinerja scanner kurang maksimal


Sumber :


Sunday 9 October 2016

Teknologi Sistem Cerdas

Pengertian Teknologi Sistem Cerdas

Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan adalah suatu sistem informasi yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah, biasanya diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi yang berbasis komputer.

Lalu, definisi Kecerdasan Buatan adalah ilmu rekayasa yang membuat suatu mesin mempunyai intelegensi tertentu khususnya program komputer yang “cerdas” (John Mc Cathy, 1956).

Kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan intruksi yang terkait dengan pemrograman computer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H.A Simon, 1987).

AI dapat dipandang dalam berbagai perspektif. Dari perspektif kecerdasan, AI adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dan dapat dilakukan oleh manusia. Dari perspektif penelitian, suatu studi membuat bagaimana agar komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan manusia
.

Sejarah Teknologi Sistem Cerdas


Artikel ilmiah yang pertama tentang Kecerdasan Buatan ditulis oleh Alan Turing pada tahun 1950, dan kelompok riset pertama dibentuk tahun 1954 di Carnegie Mellon University oleh  Allen Newell and  Herbert Simon. Namun bidang Kecerdasan Buatan baru  dianggap sebagai  bidang  tersendiri di  konferensi  Dartmouth tahun 1956, dimana 10 peneliti muda memimpikan mempergunakan komputer untuk memodelkan bagaimana  cara berfikir manusia. Hipotesis   mereka   adalah "Mekanisme berfikir   manusia   dapat   secara   tepat dimodelkan dan disimulasikan pada komputer  digital",  dan  ini yang  menjadi  landasan dasar Kecerdasan Buatan.


Contoh Penerapan Sistem Cerdas Dalam Bisnis



Sistem Cerdas pada Bisnis
Sistem pakar (expert system) yaitu sistem yang meniru kepakaran (keahlian) seseorang dalam bidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Horn, 1986). Sistem pengolahan bahasa alami (natural language processing).

Contoh Aplikasi Sistem Pakar :




  1. ·       XSEL : Sistem pakar ini dapat bertindak sebagai asisten penjual, yang membantu penjual komputer DEC memilihkan pesanan pelanggan sesuai dengan kebutuhan.
  2. ·         MYCIN : Sistem ini dikembangkan  di Universitas Stanford pada pertengahan 1970-an dengan tujuan untuk membantu jurumedis dalam mendiagnosa penyakit yang disebabkan bakteri. 
  3. ·         PROSPECTOR : Sistem ini diciptakan oleh Richard Duda, Peter Hard, dan Rene Reboh pada tahun 1978 yang menyediakan kemampuan seperti seorang pakar di bidang geologi.


Model Konseptual Sistem Pakar



Bagian Sistem Pakar

·         Basis pengetahuan merupakan komponen yang berisi pengetahuan-pengetahuan yang berasal dari pakar. 


  1. ·         Berisi sekumpulan fakta (fact) dan aturan (rule).  Fakta berupa situasi masalah dan teori tentang area masalah.
  2. ·         Aturan adalah suatu arahan yang menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada bidang tertentu.  
  3. ·         Mesin inferensi adalah komponen yang menjadi otak sistem pakar. Bagian inilah yang berfungsi melakukan penalaran dan pengambilan kesimpulan. 
  4. ·         Fasilitas penjelas merupakan komponen yang berfungsi untuk memberikan penjelasan kepada pemakai yang memintanya. Jenis pertanyaan yang dapat ditangani biasanya berupa “Mengapa” dan “Bagaimana”. Tidak semua sistem pakar menyediakan bagian ini. Contoh berikut memberikan gambaran tentang penjelasan oleh sistem pakar. 
  5. ·         Antarmuka pemakai merupakai bagian yang menjembatani antara sistem dan pemakai. Melalui bagian inilah pemakai berkomunikasi dengan sistem.


Sumber :


Thursday 16 June 2016

ITSM (Information Technology Service Management)

Information technology service management atau disingkat ITSM merupakan konsep manajemen dalam memberi layanan teknologi informasi secara baik dan berhasil kepada pelanggan. Definisi tentang ITSM dijabarkan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

Brady Orand (2011) mendefinisikan bahwa “service management as a set of specialized organizational capabilities for providing value to customers in the form of services”.

Menurut Ivanka Menken (2009) seperti yang dikutip oleh K.Mayang (2010) pada website http://speaking-knowledge.blogspot.com, bahwa IT Service Management merupakan manajemen dari semua proses yang bekerja sama untuk memastikan kualitas layanan, sesuai dengan tingkat layanan yang telah disepakati dengan pelanggan.

Menurut Gerard Blokdijk (2008) seperti yang dikutip oleh Meyke Krestiana Putra (2010) pada skripsi yang berjudul “Penerapan Best Practice IT Service Management dalam proses Improvement IT Service Desk PT. Matahari Putra Prima”, bahwa ITSM adalah satu set kemampuan khusus suatu perusahaan untuk memberikan sesuatu yang bernilai kepada pelanggan dalam bentuk layanan. Kemampuan perusahaan ini dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pelanggan

Pandangan yang dapat diambil dari definisi IT Service Management menurut Brady Orand (2011), Ivanka Menken (2009) dan Gerard Blokdijk (2008) adalah bahwa, ITSM merupakan semua proses yang digunakan untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan tingkat level yang telah disepakati bersama pelanggan, guna memberi suatu layanan yang bernilai dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan.

Ivanka Menken (2010) menerangkan bahwa IT Service Management memiliki 4 perspektif / attribut yang menjelaskan tentang konsep ITSM. hubungan masing-masing perspektif sebagai berikut:

a. Partners/Suppliers

Perspektif partners/suppliers memperhitungkan pentingnya mitra dan hubungan dengan supplier/pemasok external demi membangun kontribusi yang positif pada layanan.

b. People

Perspektif people berkaitan dengan bagaimana mengelola sumber daya manusia seperti staf TI, pelanggan dan stakeholder lainnya guna memenuhi kebutuhan layanan TI.

c. Product/Technology

Perspektif product/technology fokus pada memperhitungkan teknologi yang digunakan, perangkat keras & perangkat lunak, anggaran dan infrastruktur layanan TI.

d. Process

Perspektif process berkaitan dengan menjaga proses layanan agar dapat disampaikan kepada pengguna sesuai dengan aliran proses yang telah direncanakan sehingga dapat memuaskan pelanggan.

Perspektif ITSM menjadi landasan untuk memberi kepuasan dalam menyelenggarakan layanan TI. Layanan yang berhasil dan bermanfaat bagi pengguna akan meningkatkan kualitas dan mutu layanan TI itu sendiri. Manfaat yang dimiliki ITSM adalah menigkatkan kualitas penyediaan layanan; menyesuaikan biaya dan kualitas layanan; menghasilkan layanan yang memenuhi kebutuhan dan tuntutan bisnis, pelanggan dan pengguna; proses yang terintegrasi terpusat; setiap orang mengetahui peran dan tanggung jawab dalam penyediaan layanan; selalu belajar dari pengalaman; dan dibuktikan dalam indikator kinerja.


Sumber :


Sunday 12 June 2016

Budaya, Kreativitas, dan Inovasi

    1.     Pengertian dan Fungsi Budaya Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi

Ø  Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
1)      Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
2)      Sebagai pengikat suatu masyarakat
3)      Sebagai sumber
4)      Sebagai kekuatan penggerak
5)      Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
6)      Sebagai pola perilaku
7)      Sebagai warisan
8)      Sebagai pengganti formalisasi
9)      Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
10)  Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation-state

Ø  Sedangkan menurut Robbins (1999:294) fungsi budaya didalam sebuah organisasi adalah :
1)      Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas
2)      Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi
3)      Budaya mempermudah timbulnya komitmen
4)      Budaya meningkatkan kemantapan sistem social

Ø  Dan menurut pendapat Siagian (1992:153) mencatat lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu:
1)      Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
2)      Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya.
3)      Menumbuhkan komitmen sepada kepentingan bersama di atas kepentingan individual atau kelompok sendiri.
4)      Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi
5)      Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan.

Ø  Menurut pendapat Beach (Horrison, 1972) mencatat tujuh fungsi penting budaya organisasi, yaitu :
1)      Menentukan hal penting yang mendasari organisasi ,standar keberhasilan dan kegagalan harus bias diukur.
2)      Menjelaskan bagaiman sumber-sumber organiosasi digunakan dan untuk kepentingan apa.
3)      Menciptakan apa organisasi dan anggotanya dapat mengharap satu sama lain.
4)      Membuat beberapa metode pengontrolan perilaku dalam keabsahan organisasi dan membuat yang lain tidak abash yaitu menentukan dimana kekuasaan terletek dalam organisasi dan bagaimana menggunakannya.

    2.     Tipologi Budaya Organisasi

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi :

    A.      Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.

    B.      Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

    C.      Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

    D.     Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

    3.     Kreativitas Individu dan Team Proses inovasi

Kreativitas dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas  merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru,  sedangkan  inovasi adalah  melakukan  sesuatu yang baru. Hubungan  keduanya jelas. Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan  kata lain, kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi  strategi,  taktik, dan eksekusi. Dalam  pitching  konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa secara konseptual apa yang  disodorkan agency bagus, tetapi strategi itu tak  berdampak pada  perusahaan  karena  mandek di  tingkat  eksekusi.  Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh seseorang, tetapi  eksekusinya  harus  melibatkan  banyak orang, mulai  dari  atasan  hingga bawahan. Di sinilah mulai ada gesekan antarkaryawan, beda persepsi hingga ke sikap penentangan.

Itu sebabnya, tak ada perusahaan yang mampu berinovasi  secara konsisten  tanpa  dukungan karyawan yang bisa  memenuhi  tuntutan persaingan. Hasil pengamatan kami menunjukkan, perusahaan-perusahaan  inovator sangat memperhatikan masalah  pelatihan  karyawan, pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk meng-create daya pegas inovasi.  Benih-benih inovasi akan tumbuh baik  pada  perusahaan-perusahaan  yang selalu menstimulasi karyawan, dan  mendorong  ke arah ide-ide bagus. Melalui program pelatihan, sistem reward, dan komunikasi,  perusahaan terus berusaha untuk  mendemokratisasikan inovasi.

Sumber :


Friday 22 April 2016

Service Level Management

1. Service Level Management

Dalam pelaksanaan di lapangan,Service Delivery condong berhubungan dengan Customer yakni orang yang didefinisikan sebagai pemilik bisnis proses sebagai owner dari unit atau subunit organisasi.Juga diasosiasikan sebagai orang yang membayar atas layanan yang diterima (Customers pay for a service).Service Delivery terdiri dari proses-proses berikut:
Service Level Management (SLM) proses ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas layanan secara berangsur, memonitor, melaporkan dan mereview pencapaian dari layanan yang telah diberikan. Termasuk menekankan pentingnya penentuan kebutuhan pelayanan atas kebutuhan konsumen.Dalam proses ini juga Provider TIK mulai berbicara dengan Customer untuk mendefinisikan layanan yang akan diberikan.

Service Level Management,Perlukah Bagi Sebuah Perusahaan ?
Bagi yang kerja di bagian IT di suatu perusahaan dan terutama yang sering berhubungan dengan vendor atau perusahaan system integrator,kata service level pasti sudah tidak asing lagi atau kata lengkapnya yaitu service level management (SLM).Dewasa ini, eBusiness (tidak terbatas cuma e-commerce saja), membuat lahan kesempatan bagi industri IT dan business itu sendiri tapi pada saat sama juga menemui berbagai hambatan. Salah satunya yaitu bagaimana IT memenuhi service level seperti yang diminta oleh user/pengguna dan customer/pelanggan.
definisi SLM itu adalah kontrak antara IT dan pengguna untuk memenuhi performa tertentu.
Pemetaan (mapping) antara teknologi melalui service/pelayanan dengan performa seperti yang diharapkan oleh pengguna/pelanggan.

2. Supplier Management

A. Definisi manajemen pemasok

Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini.
·         Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer.
·         Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.
·         Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun metode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya.
Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut.
1)      Bahan baku (raw materials).
2)      Barang setengah jadi (work in process product).
3)      Barang komoditas (commodity).
4)      Barang proyek.

Proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok meliputi berikut ini.

Ø  Customer Relationship Management (CRM).
Ø  Customer Service Management (CSM).
Ø  Demand Management.
Ø  Customer Demand Fulfillment.
Ø  Manufacturing Flow Management.
Ø  Procurement.
Ø  Pengembangan Produk dan Komersialisasi.
Ø  Retur.

B.  Kinerja Manajemen Rantai Pemasok

Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.

      a)      Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives).
b)      Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior).
c)       Tipe Distribusi.
d)      Distribusi intensif.
e)      Distribusi selektif.
f)       Distribusi eksklusif.

Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:

  ü  Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
ü  Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel).
ü  Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.

3. Capacity Management

Apa itu Capacity Management? – Capacity Management adalah gabungan antara Capacity Planning dengan Performance Management. Kadang-kadang orang hanya mempermasalahkan atau membicarakan hanya mengenai Capacity Planning, apakah Anda sering mendengar pertanyaan: “Apakah di perusahaan Anda sudah dilakukan Capacity Planning?”. Seolah-olah Capacity Planning adalah berdiri sendiri, padahal seharusnya berlaku ketentuan bahwa Capacity Planning akan berhasil dilakukan secara optimal jika disertai dengan kegiatan Performance Management.
Kegiatan Capacity Management bertujuan untuk optimasi unjuk kerja dan efisiensi, dan untuk membuat perencanaan terkait investasi finansial. Pada area Teknologi Informasi, Capacity management berhubungan dengan:

·         Memantau kinerja pada server, server farm, atau properti
·         Analisis kinerja data pengukuran, termasuk analisis dampak rilis baru pada kapasitas
·         Tuning kinerja kegiatan untuk memastikan penggunaan yang paling efisien dari infrastruktur yang ada
·         Memahami tuntutan pada Layanan dan rencana masa depan untuk pertumbuhan beban kerja (atau penyusutan)
·         Berpengaruh pada permintaan untuk sumber daya komputasi
·         Perencanaan kapasitas – mengembangkan rencana untuk Layanan

Proses bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Capacity of IT Services and IT Infrastructure mampu memberikan Service Level Target dengan cara Biaya Efektif dan tepat waktu. Manajemen kapasitas menganggap semua Resources diperlukan untuk memberikan layanan IT, dan rencana untuk Kebutuhan Bisnis jangka panjang, pendek dan menengah

4. Availability Management

Availability Management bertujuan untuk mendefinisikan, menganalisa, merencanakan, mengukur, dan meningkatkan semua aspek layanan TI. Availability management  bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua infrastruktur TI, proses, alat, peran dll sesuai untuk target ketersediaan setuju .

Availability: kemampuan untuk menjalankan fungsi pada saat dibutuhkan atau dalam suatu periode waktu.
v  Ketersediaan layanan TI tergantung pada:
Ø  Ketersediaan komponen pendukung.
Ø  Ketahanan terhadap gangguan.
Ø  Kualitas pemeliharaan dan dukungan teknis.
Ø  Kualitas proses-proses dan prosedur pengelolaan.
Ø  Keamanan, integritas, dan ketersediaan data.
v  Faktor-faktor pendukung ketersediaan:
Ø  Keandalan (reliability)
Keandalan komponen dan adanya mekanisme penanggulangan gangguan.
Ø  Kemudahan pemeliharaan (maintainability)
Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya gangguan. Termasuk deteksi tanda-tanda kerusakan.
Ø  Kemudahan perbaikan (servicability)
Adanya perjanjian/kontrak dukungan perbaikan dengan vendor atau pihak ketiga.

Prinsip Manajemen Ketersediaan

  •    Ketersediaan adalah inti dari (persepsi) kepuasan pengguna dan bisnis.
  •        Kecepatan menanggulangi gangguan ketersediaan berdampak besar pada kepuasan bisnis dan pengguna.
  •              Menuntut adanya proses, prosedur, dan mekanisme penanggulangan gangguan.
  •       Manajemen Ketersediaan yang efektif menuntut pemahaman tentang fungsi layanan TI dalam proses-proses bisnis.

Biaya Ketersediaan
v  Prinsip: merencanakan ketersediaan sejak awal (dilibatkan dalam perancangan sistem) akan lebih murah.
Ø  Availability Management mengusulkan opsi-opsi pemenuhan persyaratan ketersediaan beserta biayanya.
v  Tidak semua masalah ketersediaan adalah masalah teknologi.
Ø  Faktor prosedur operasional dan pemeliharaan mungkin sangat berpengaruh.

Biaya Ketidak-tersediaan
v  Mengetahui biaya kerugian akibat ketidak-tersediaan penting dalam memutuskan tingkat investasi TI untuk memenuhi persyaratan ketersediaan.
v  Perkiraan dampak ketidak-tersediaan:
Ø  Jumlah layanan/transaksi bisnis yang terkena dampak.
§  Mudah dihitung tapi kurang bermanfaat.
Ø  Perkiraan nilai kerugian moneter akibat terhentinya layanan bisnis.
§  Kerugian tangible dan intangible.
v  Permasalahan:
Ø  Banyaknya faktor yang harus masuk dalam perhitungan.
Ø  Sulit mengkuantifikasi biaya intangible.
Data sulit diperoleh.

 Sumber :