1.
Pengertian
dan Fungsi Budaya Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya
organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota
yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem
makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi
oleh organisasi.
Fungsi Budaya Organisasi
Ø Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi
budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial.
Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
1) Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
2) Sebagai pengikat suatu masyarakat
3) Sebagai sumber
4) Sebagai kekuatan penggerak
5) Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
6) Sebagai pola perilaku
7) Sebagai warisan
8) Sebagai pengganti formalisasi
9) Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
10) Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara
sehingga terbentuk nation-state
Ø Sedangkan menurut Robbins (1999:294) fungsi budaya
didalam sebuah organisasi adalah :
1) Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas
2) Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi
3) Budaya mempermudah timbulnya komitmen
4) Budaya meningkatkan kemantapan sistem social
Ø Dan menurut pendapat Siagian (1992:153) mencatat lima
fungsi penting budaya organisasi, yaitu:
1) Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti
menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik
atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
2) Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para
anggotanya.
3) Menumbuhkan komitmen sepada kepentingan bersama di atas
kepentingan individual atau kelompok sendiri.
4) Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi
5) Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi
yang bersangkutan.
Ø Menurut pendapat Beach (Horrison, 1972) mencatat tujuh
fungsi penting budaya organisasi, yaitu :
1) Menentukan hal penting yang mendasari organisasi ,standar
keberhasilan dan kegagalan harus bias diukur.
2) Menjelaskan bagaiman sumber-sumber organiosasi digunakan
dan untuk kepentingan apa.
3) Menciptakan apa organisasi dan anggotanya dapat mengharap
satu sama lain.
4) Membuat beberapa metode pengontrolan perilaku dalam
keabsahan organisasi dan membuat yang lain tidak abash yaitu menentukan dimana
kekuasaan terletek dalam organisasi dan bagaimana menggunakannya.
2.
Tipologi
Budaya Organisasi
Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada
empat tipe budaya organisasi :
A. Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka
pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang
khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan
mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
B. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana
perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri
dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan
mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.
C. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan
juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih
menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang
berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif
finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat
berprestasi.
D. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut
Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah
satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena
perusahaan berada dalam masa peralihan.
3.
Kreativitas Individu dan Team Proses inovasi
Kreativitas
dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas merupakan pikiran untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah
melakukan sesuatu yang baru. Hubungan keduanya jelas.
Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan kata lain,
kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel
tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi
strategi, taktik, dan eksekusi. Dalam pitching
konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa secara konseptual
apa yang disodorkan agency bagus, tetapi strategi itu tak berdampak
pada perusahaan karena mandek di tingkat
eksekusi. Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh seseorang,
tetapi eksekusinya harus melibatkan banyak orang, mulai
dari atasan hingga bawahan. Di sinilah mulai ada gesekan
antarkaryawan, beda persepsi hingga ke sikap penentangan.
Itu sebabnya, tak
ada perusahaan yang mampu berinovasi secara konsisten tanpa
dukungan karyawan yang bisa memenuhi tuntutan persaingan.
Hasil pengamatan kami menunjukkan, perusahaan-perusahaan inovator sangat
memperhatikan masalah pelatihan karyawan, pemberdayaan, dan juga
sistem reward untuk meng-create daya pegas inovasi. Benih-benih inovasi
akan tumbuh baik pada perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi
karyawan, dan mendorong ke arah ide-ide bagus. Melalui program
pelatihan, sistem reward, dan komunikasi, perusahaan terus berusaha untuk
mendemokratisasikan inovasi.
Sumber :
No comments:
Post a Comment